Hiks, sedih kalo dibilang ini THE LAST. Karna si supir udah mau nikah. NIKAH men. ( ( ( NIKAH ) ) ).
Pada dasarnya kenapa kita ga bisa curhat sama semua orang? karna orang tersebut belum tentu satu pola pikir, satu logika; logika yang diberikan terserap sama logika yang kita miliki. Biasanya kalo ga satu pola pikir, kita bakal mengabaikan masukan orang itu walaupun sebenernya masukan itu bagus. Tapi kalo yang ngasih masukan itu orang yang satu pola pikir apalagi orang yang kita percaya, padahal isi masukannya sama pasti kita bakal lebih mau nerima masukan itu. Iya ga? (kalo gue sih gitu, hehe)
Sekitar satu minggu lalu gue ketemu si supir Fickry di tenda biru UAI, kesempatan yang langka karna udah lama ga bisa ngobrol seputar unek-unek pasangan. Sampe akhirnya kita ngobrol-ngobrol banyak dan menghasilkan quotes yang lumayan bikin "ehem *garuk-garuk dagu*".....
Beberapa obrolan kita.jeng jeng! gue tulis aja disini, hehe..
- Mengenai mahar yang harus di penuhi oleh calon suami terhadap calon istri.
- Mengenai tata cara melamar, bersilaturahim dengan kedua pihak keluarga, sampe akhirnya menikah.
- Menyegerakan pernikahan bagi perempuan, karna ada perintahnya di agama Islam.
- Seiring berjalannya waktu, tipe pasangan yang lo inginkan akan berkurang. Maksudnya pas jaman-jaman lo menjadi mahasiswa lo pengen pasangan yang ganteng, kaya, royal, kapal pesiar dimana-mana, punya perusahaan potong bebek, de-el-el. Tapi seiring berjalannya waktu, lo cuma pengenin pasangan yang bisa setia, bertanggung jawab, satu agama, ga neko-neko.
- Mulai terbuka sama pasangan apapun yang lo ga suka dari dia. Jangan pernah takut kalo lo kebanyakan evaluasi pasangan lo selama itu mengevaluasi dalam tahap menjadikan pasangan lo lebih baik. Lebih baik di mata lo tapi bukan cuma mementingkan ego lo yang pengen menjadikan pasangan lo bener-bener jadi seseorang yang dilahirkan dari imajinasi fiktif lo. INGET ga ada orang yang sempurna, karna lo juga belum tentu sempurna dimata pasangan lo, kalo pasangan lo aja bisa nerima kekurangan-kekurangan lo, masa lo ga mau terima kekurangan dia? kalo dia orang yang sempurna, pasti dia cari seseorang yang JAUH lebih sempurna dibandingkan lo.
- "Ga perlu satu pola pikir, yang penting sama-sama bisa saling menerima pendapat". Gue sih berpikir kalo gue punya pasangan kedepannya HARUS satu pola pikir, karna menentukan bagaimana nantinya kita akan memecahkan satu masalah dari dua isi pikiran yang berbeda. Memang ga semua pola pikir akan sama tapi kalo pikiran kita terlalu jauh bagaimana nantinya? Tapi Fickry bilang "Kalo lo masih menginginkan pasangan yang satu polapikir sama lo, ya lo nikah aja sama temen sepermainan lo." (bener juga sih).
- Bedain yang namanya orang rajin solat dan orang menjaga solatnya. (maksudnya orang yang menjaga solat pasti tidak mau pahala solatnya sia-sia dengan melakukan hal-hal yang sebenernya dilarang. Pernah denger mengenai STMJ (Solat Terus Maksiat Jalan)?
- Selama lo memperbaiki kualitas diri lo, jangan takut kehilangan pasangan lo yang sekarang. Karna dengan lo meningkatkan kualitas maka akan ada pasangan yang lebih berkualitas buat lo daripada yang sebelumnya.
Pada dasarnya kenapa kita ga bisa curhat sama semua orang? karna orang tersebut belum tentu satu pola pikir, satu logika; logika yang diberikan terserap sama logika yang kita miliki. Biasanya kalo ga satu pola pikir, kita bakal mengabaikan masukan orang itu walaupun sebenernya masukan itu bagus. Tapi kalo yang ngasih masukan itu orang yang satu pola pikir apalagi orang yang kita percaya, padahal isi masukannya sama pasti kita bakal lebih mau nerima masukan itu. Iya ga? (kalo gue sih gitu, hehe)
Sekitar satu minggu lalu gue ketemu si supir Fickry di tenda biru UAI, kesempatan yang langka karna udah lama ga bisa ngobrol seputar unek-unek pasangan. Sampe akhirnya kita ngobrol-ngobrol banyak dan menghasilkan quotes yang lumayan bikin "ehem *garuk-garuk dagu*".....
Beberapa obrolan kita.
- Mengenai mahar yang harus di penuhi oleh calon suami terhadap calon istri.
- Mengenai tata cara melamar, bersilaturahim dengan kedua pihak keluarga, sampe akhirnya menikah.
- Menyegerakan pernikahan bagi perempuan, karna ada perintahnya di agama Islam.
- Seiring berjalannya waktu, tipe pasangan yang lo inginkan akan berkurang. Maksudnya pas jaman-jaman lo menjadi mahasiswa lo pengen pasangan yang ganteng, kaya, royal, kapal pesiar dimana-mana, punya perusahaan potong bebek, de-el-el. Tapi seiring berjalannya waktu, lo cuma pengenin pasangan yang bisa setia, bertanggung jawab, satu agama, ga neko-neko.
- Mulai terbuka sama pasangan apapun yang lo ga suka dari dia. Jangan pernah takut kalo lo kebanyakan evaluasi pasangan lo selama itu mengevaluasi dalam tahap menjadikan pasangan lo lebih baik. Lebih baik di mata lo tapi bukan cuma mementingkan ego lo yang pengen menjadikan pasangan lo bener-bener jadi seseorang yang dilahirkan dari imajinasi fiktif lo. INGET ga ada orang yang sempurna, karna lo juga belum tentu sempurna dimata pasangan lo, kalo pasangan lo aja bisa nerima kekurangan-kekurangan lo, masa lo ga mau terima kekurangan dia? kalo dia orang yang sempurna, pasti dia cari seseorang yang JAUH lebih sempurna dibandingkan lo.
- "Ga perlu satu pola pikir, yang penting sama-sama bisa saling menerima pendapat". Gue sih berpikir kalo gue punya pasangan kedepannya HARUS satu pola pikir, karna menentukan bagaimana nantinya kita akan memecahkan satu masalah dari dua isi pikiran yang berbeda. Memang ga semua pola pikir akan sama tapi kalo pikiran kita terlalu jauh bagaimana nantinya? Tapi Fickry bilang "Kalo lo masih menginginkan pasangan yang satu polapikir sama lo, ya lo nikah aja sama temen sepermainan lo." (bener juga sih).
- Bedain yang namanya orang rajin solat dan orang menjaga solatnya. (maksudnya orang yang menjaga solat pasti tidak mau pahala solatnya sia-sia dengan melakukan hal-hal yang sebenernya dilarang. Pernah denger mengenai STMJ (Solat Terus Maksiat Jalan)?
- Selama lo memperbaiki kualitas diri lo, jangan takut kehilangan pasangan lo yang sekarang. Karna dengan lo meningkatkan kualitas maka akan ada pasangan yang lebih berkualitas buat lo daripada yang sebelumnya.